Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Sabtu, 08 November 2014

Bahasa dan Pengembangan Kepribadian

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan sarana komunikasi terpenting yang digunakan oleh setiap manusia untuk berinteraksi terhadap manusia lainnya. Selain itu, bahasa juga merupakan identitas diri seseorang. Dengan mendengar bahasa yang digunakan oleh seseorang, ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, maka secara tidak langsung dapat diketahui asal dan identitas seseorang tersebut. Dari bahasa yang digunakan, maka seseorang tersebut akan berkepribadian, berperilaku dan berbudi khas sesuai dengan bahasa yang digunakan atau dengan kata lain sesuai dengan asal dan identitas seseorang tersebut. Namun tidak hanya itu, bahasa juga dapat menjadi sarana untuk mempermudah terjadinya komunikasi yang baik, meskipun terdapat banyak sekali keanekaragaman bahasa di suatu negara. Bahasa juga dapat memperkuat rasa kesatuan setiap masyarakat di suatu negara.
Sebagai salah satu negara yang memiliki begitu banyak keanekaragaman bahasa, Indonesia memiliki bahasa kesatuan yang sangat dijunjung tinggi, yaitu bahasa Indonesia. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, maka dapat tercipta suatu kepribadian yang kokoh dan tegas bahwa meskipun Indonesia kaya akan keanekaragaman bahasa, namun Indonesia tetap memegang teguh bahasa kesatuan, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa yang mempersatukan perbedaan dan keanekaragaman menjadi satu kesatuan yang kuat. Dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maka kepribadian, perilaku dan budi pekerti masyarakat Indonesia akan mencerminkan ciri khas bangsa Indonesia.

B.     Batasan Masalah
·         Pengertian bahasa
·         Ciri-ciri bahasa
·         Fungsi bahasa
·         Bahasa itu alamiah dan manusiawi
·         Pengertian kepribadian dan pengembangan kepribadian



C.    Tujuan
·         Memahami pengertian bahasa
·         Mengetahui ciri-ciri bahasa
·         Mengetahui fungsi bahasa
·         Memahami bahasa itu alamiah dan manusiawi
·         Mengetahui pengertian kepribadian dan pengembangan kepribadian




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bahasa
Dalam (Akhadiah dkk, 1991: 2) Pada dasarnya bahasa merupakan rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan, serta sikap. Jadi bahasa ialah lambang. Dalam pemakaiannya, lambang itu digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku, diantaranya kaidah pembentukan. Maka sesuai dengan kaidah itu, rangkaian bunyi membentuk gabungan kata, klausa, dan kalimat.
Dalam (Widjono, 2007: 14) Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyaratak pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut mencakup unsur-unsur, yakni (1) Sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. (2) Sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan. (3) Lambang-lambang tersebut bersifat kesepakatan digunakan secara berulang dan tetap. (4) Sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif. (5) Sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain. (6) Sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal.
Dalam (Oka dan Suparno, 1994: 2) Beberapa defenisi bahasa yang diambil dari berbagai sumber:
·         Menurut Webster’s Third New International Dictionary of the English Language, bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gestur, atau tanda-tanda yang disepakati yang mengandung makna yang dapat dipahami.
·         Finocchiaro mengartikan bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrar yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
·         Menurut Kridalaksana, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrar yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
·         Bahasa adalah sistem bunyi dan urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi interpesonal oleh sekelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia
Dalam (Oka dan Suparno, 1994: 3) Hakikat bahasa yang dinyatakan dengan defenisi tersebut berbeda dengan hakikat bahasa yang dinyatakan oleh Chomsky (1957: 2). Chomsky menganggap bahasa sebagai seperangkat kalimat yang masing-masing memiliki panjang yang terbatas dari seperangkat unsur atau elemen yang terbatas. Secara dominan, Chomsky menandai hakikat bahasa sebagai maujud (entity) yang terdiri dari seperangkat kalimat, walupun diakui bahwa setiap kalimat mengandung sejumlah fonem yang terbatas dan direpresentasikan sebagai urutan fonem-fonem yang terbatas.
Dalam (Barus, 2014: 1) Harimurti Kridalaksana berpengertian bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Wojowasito berpengertian bahwa bahasa adalah alat mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman yang terdiri dari lambang-lambang bahasa.
B.     Ciri-ciri bahasa
Dalam (Nikelas, 1988: 5) Ada beberapa ciri-ciri bahasa yang akan dikemukakan di sini untuk menambah pengertian kita tentang hakekat bahasa, yakni:
·         Bahasa sebagai bunyi/suara
Bahasa adalah bunyi yang dikeluarkan melalui alat, bicara manusia, dan didengar oleh pembicara lain. Setiap manusia yang normal mempunyai alat bicara dan tentu dapat mengucapkan bunyi ujaran yang dapat dimengerti oleh pembicara lain dalam masyarakat bahasa tertentu. Bunyi-bunyi bahasa dapat dideskripsikan dan dijelaskan dengan gerak-gerakan alat bicara yang digunakan waktu mengucapkan bunyi-bunyi tersebut.
·         Bahasa adalah sistematis
Bahasa merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang harus diikuti dan dimengerti oleh si pemakai bahasa. Sifat bahasa yang sistematis itu dapat juga digambarkan dengan mengatakan bahwa bahasa itu bukan merupakan sistem yang tunggal tetapi dapat terdiri dari beberapa sub-sistem seperti fonologi, gramatika, dan leksikon.
·         Bahasa adalah suatu sistem dari beberapa sistem
Bahasa merupakan beberapa subsistem yaitu subsistem fonologi, grammar, dan leksikon, makan bahasa mempunyai hubungan yang sistematis antar komponennya. Setiap sistem berbeda dan tidak dapat dibuat sama atau disamakan. Bahasa adalah sebuah sistem yang di dalam sistem tersebut terdapat beberapa subsistem yang mempunyai bentuk tersendiri dan dapat dijelaskan.
·         Bahasa itu mengandung arti
Bahasa itu mengandung makna dan arti dari setiap simbol yang digunakan. Bahasa dapat merujuk kepada beragam objek,kejadian, hubungan antara objek dan kejadian.
·         Bahasa bersifat arbiter
Dalam pengertian ini, tidak ada satu hubungan mutlak antara satuan bunyi bahasa dengan objek kata dan benda yang dilambangkan. Ini juga berarti bahwa komunikasi antar penutur bahasa yang berbeda tidak mungkin akan terjadi, karena tidak ada hubungan antara bunyi bahasa dengan pesan yang disampaikan walaupun pesan itu sama.
·         Bahasa bersifat konvensional
Konvensional dimaksudkan adanya persetujuan antara pemakai bahasa tentang bunyi, ucapan, lambang serta pesan yang ditunjuk dalam masyarakat pemakai bahasa tersebut. Dengan pengertian demikian kita dapat melihat bahwa suatu ucapan yang diucapkan oleh penutur bahasa tertentu akan dimengerti oleh penutur lainnya dalam masyarakat bahasa tersebut.
·         Bahasa bersifat unik
Bahasa mempunyai sistem. Sistem ini berbeda dari satu bahasa dengan bahasa lainnya. Umpamanya sistem bunyi bahasa Indonesia berbeda dari satu bahasa dengan bahasa lainnya. Umpamanya sistem bunyi bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Inggris. Dengan demikian setiap bahasa dapat dikatakan bersifat unik. Sifat unik dari satu bahasa itu dapat diartikan sebagai suatu sistem yang khas yang dipunyai oleh bahasa tersebut.
·         Bahasa bersifat universal
Bahasa bersifat universal, berarti bahwa ada ciri-ciri yang sama pada beberapa bahasa. Kesamaan ciri dan sifat yang dipunyai oleh bahasa-bahasa tersebut merupakan sifat universal yang dipunyai oleh bahasa terebut merupakan sifat universal yang dipunyai oelh bahasa tersebut. Ciri produktif, manusiawi, dan kreatif dapat juga kita katakan sebagai sifat universal yang dipunyai oleh bahasa-bahasa di dunia ini.
·         Bahasa bersifat kreatif
Sifat kreatif yang dipunyai bahasa ini memungkinkan kita untuk membuat sebanyak mungkin kalimat yang berbeda atau untuk mengerti kalimat-kalimat yang diucapkan oleh orang lain.
Sedangkan dalam (Oka dan Suparno, 1994: 9) Beberapa karakteristik bahasa dapat disebutkan:
·         Oral
Bahwa bahasa adalah bunyi adalah wajar mengingat kenyataan bahwa pengalaman berbahasa yang paling umum pada manusia adalah berbicara dan menyimak. Kehadiran bunyi bahasa lebih dulu daripada kehadiran tulisan.  Sehubungan dengan itu, Bloomfield menyatakan bahwa bahasa pada hakikatnya adalah lisan.
·         Arbitrar dan simbolis
Ciri arbitrar ini tampak pada hubungan antara lambang dan yang dilambangi dalam pengertian bahwa tidak ada hubungan langsung antara lambang dan yang dilambangi. Lambang-lambang bahasa itu menggambarkan objek-objek yang konkret, berbagai kegiatan, pengalaman, dan gagasan. Sifat-sifat simbolis yang dimiliki bahasa itu memungkinkan kita mengabstraksikan ide-ide dan pengalaman.
·         Konvensional
Bahasa sapat disebut bersifat konvensional karena sifat hasil kesepakan itu. Hal yang perlu dipahami adalah kenyataan bahwa kesepakatan itu bukanlah formal yang dinyatakan melalui musyawarah, sidang, rapat untuk menentukan lambang tertentu.
·         Unik dan universal
Setiap bahasa memiliki ciri khasnya sendiri yang tidak terdapat pada bahasa lain. Dengan kata lain, setiap bahasa memiliki ciri-ciri yang diskrit, yang memberikan identitas diri sebagai bahasa yang berbeda dari yang lain.
·         Beragam
Ragam bahasa bermacam-macam tergantung pada dasar klasifikasinya. Berdasarkan masyarakat pemakainya terdapat ragam yang disebut sosiolek. Berdasarkan kebakuannya, ragam bahasa dapat dikategorikan menjadi dua, yakni ragam baku dan ragam subbaku.
·         Berkembang
Karakter ini berlaku pada bahasa yang masih hidup. Dalam perkembangannya, unsur-unsur yang merupakan wujud perkembangan itu tidak lagi disadari oleh penuturnya.
·         Produktif atau kreatif
Sebenarnya karakter ini berangkat dari pemakainya. Pemakai bahasa dengan pola-pola dan lambang-lambang yang terbatas dapat mengkreasi hal-hal baru melalui bahasa.
·         Merupakan fenomena sosial
Bahasa itu merupakan fenomena sosial. Kita tidak dapat memisahkan bahasa dari kebudayaan, sebab hubungan antara keduanya sangat erat. Bahasa itu sudah menyatu benar dengan orang yang menggunakannya dan memilikinya. Karena bahasa itu berkembang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik kebudayaan, maka setiap bahasa merefleksikan kebudayaan masyarakat pemakainya. Bahasa itu merupakan bagian dari sistem nilai, kebiasaan, dan keyakinan yang kompleks yang membentuk suatu kebudayaan.
·         Bersifat insani
Hanya manusialah yang mempunyai kemampuan berbahasa. Bahasa merupakan suatu aspek perilaku yang bisa dipelajari hanya oleh manusia. Bahasa menumbuhkembangkan kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan menempatkan peradabannya jauh di atas berbagai bentuk kehidupan makhluk yang lebih rendah.
C.    Fungsi Bahasa
Dalam (Chaer, 2003: 33) Jawaban tradisonal atas pertanyaan apakah fungsi bahasa, adalah bahwa bahasa itu adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau jaga perasaan. Dalam hal lain, Wardhaugh seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yang menurut Kinneavy yakni:
·    Fungsi ekspresi, yakni pengguanaan bahasa yang mengungkapkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain.
·        Fungsi informasi, yakni fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat kepada orang lain.
·    Fungsi eksplorasi, yakni penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara, dan keadaan.
·   Fungsi persuasi, yakni penggunaan bahasa yang bersifat mempengaruhi atau mengajak orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik-baik.
· Fungsi entertainmen, yakni penggunanaan bahasa dengan maksud menghibur, menyenangkan, atau memuaskan perasaan batin.
Dalam (Akhadiah dkk, 1991: 2) Peranan bahasa:
·         Bahasa merupakan sarana utama untuk berpikir dan bernalar. Dengan bahasa ini, manusia menyampaikan hasil pmeikiran atau penalaran, sikap serta perasaannya. Ia bergaul dan berkomunikasi, mencari informasi, serta mengendalikan pikiran, sikap, dan perbuatan sesamanya dengan menggunakan bahasa.
·    Bahasa sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Melalui bahasa, nilai-nilai dalam masyarakat dapat diwariskan dari satu generas ke generasi selanjutnya. Dengan bahasa itu pula ilmu dan teknologi dikembangkan.
·        Bahasa mempunyai peranan yang penting dalam mempersatukan anggotanya. Sekelompok manusia yang menggunakan bahsa yang sama akan merasakan adanya ikatan batin di antara sesamanya.
D.    Bahasa itu Alamiah dan Manusiawi
Dalam (Parera, 1991: 6) Bahasa itu merupakan satu gejala alamiah dan manusiawi. Pertama-tama kita harus melihat bahasa sebagai satu gejala alamiah. Oleh karena bahasa sebagai satu gejala alamiah, maka metode-metode keilmuan dapat dikenakan dan dipakai pula untuk menganalisis bahasa. Apakah yang dimaksud dengan bahasa alamiah? Semua kita tahu bahwa salah satu gejala alam yang manusiawi yang terdapat pada sebuah paguyuban atau masyarakat, suku, atau bangsa ialah pemilikan satu isyarat komunikasi yang disebut bahasa. Isyarat komunikasi yang berwujud bahasa itu telah dimiliki oleh masyarakat pemakainya sejak ia dijumpai. Asal mula bahasa tersebut tidak dapat ditentukan, orang tidak dapat lagi menentukan bagaimana bahasa itu terjadi. Bahasa itu tidak diciptakan oleh seseorang atau oleh kelompok orang. Bahasa itu sudah ada di sana dan dipergunakan oleh masyarakatnya sebagai salah satu isyarat komunikasi. Bahasa yang semacam itulah yang dikatakan bahasa alamiah.
Dalam (Parera, 1991: 7) Di samping gejala alamiah, bahasa itu pun merupakan pula satu gejala manusiawi. Kita katakan manusia berkomunikasi dengan berbagai macam isyarat. Salah satu isyarat komunikasi itu adalah bahasa. Hanya manusia yang memiliki isyarat komunikasi yang disebut bahasa. Itu sebabnya dikatakan pula bahwa bahasa itu merupakan satu gejala alam yang manusiawi. Isyarat komunikasi manusia bersifat produktif imanen dan kreatif. Komunikasi manusia berkembang, bertambah, hilang, berganti, dan dapat bertambah secara kualitatif dan kuantitatif. Isyarat komunikasi yang produktif imanen dan kreatif hanya terdapat pada isyarat komunikasi manusia. Isyarat inilah yang disebut bahasa. Jadi, bahasa itu manusiawi.
E.     Bahasa Selalu Berkembang
Dalam (Kartomihardjo, 1988: 7) Bahasa tidak pernah berhenti berkembang. Hal ini nampak jelas terutama pada perkembangan kosakata. Dalam sistem kosakata dan kaidah-kaidah wacana setiap bahasa berkembang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat pemakainya, serta sesuai pula dengan kehendak para warga masyarakat itu untuk memmenuhi kebutuhan mereka., kapan saja mereka menghendakinya. Memang di dalam strukturnya setiap bahasa memiliki mekanisme yang melayani perkembangan itu. Setiap pemakai bahasa, terutama penutur asli mampu:
·         Menciptakan kata-kata baru
·         Menggunakan kata lama dengan makna baru
·         Membuat kalimat baru yang belum pernah diciptakan sebelumnya
·         Menyusun kalimat-kalimat, termasuk yang baru menjadi suatu wacana yang sama sekali baru
Dalam (Kartomihardjo, 1988: 8) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang dapat mengutarakan pendapatnya dengan baik karena tata bahasa dengan kaidah-kaidahnya memungkinkan orang menyusun kata-kata ke dalam frasa, kalimat, atau wacana baru. Sebaliknya orang juga bisa memahami pendapat orang lain yang disampaikan di dalam kalimat atau wacana baru karena orang dapat menggunakan konteks, kaidah tata bahasa dan berbagai makna sosial yang direfleksikan di dalam kalimat dan wacana untuk menangkap maksud pembicara.
Dalam (Kartomihardjo, 1988: 9) Perkembangan bahasa yang nampak jelas dan berkembang dengan cepat adalah sistem kosakata. Hal itu tidak berarti bahwa sistem bunyi yang dalam linguistik disebut fonologi, dan sistem sintaksis tidak berkembang. Memang berbeda dengan sistem kosakata, perkembangan yang terjadi di dalam sistem fonologi dan sintaksis sangat lambat.
Bahasa yang selalu berkembang ini berlaku pada bahasa yang masih hidup. Dalam perkembangannya, unsur-unsur yang merupakan wujud perkembangan itu tidak lagi disadari oleh penuturnya.
F.     Pengertian Kepribadian dan Pengembangan Kepribadian
Dalam (Barus, 2014: 1) Amit Abraham mendefenisikan kepribadian adalah pola-pola pemikiran, perasaan, dan perilaku yang tertanam dalam-dalam dan relatif permanen. Kepribadian menyiratkan prediktabalitas tentang bagaimana seseorang akan beraksi dalam keadaan yang berbeda-beda.
Dalam (Abu Ahmadi, 2005: 156) Defenisi kepribadian dapat dianalisis sebagai berikut:
·      Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebulatan, organisasi atau sistem yang mengikat dan mengaitkan berbagai macam aspek atau komponen kepribadian.
·         Organisasi itu terdiri atas sistem-sistem jiwa raga.
·        Organisasi itu menentukan penyesuaian dirinya, artinya menunjukkan bahwa kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat.
·         Penyesuaian diri dalam hubungan dengan lingkungan itu bersifat unuk, khas, atau khusus, yakni mempunyai ciri-ciri tersendiri dan tidak ada yang menyamainya.
Istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian atau penyempurnaan terhadap cara tersebut terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan itu akhirnya cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya, maka berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut (Hendyat Soetopo, 1986: 45).
Dalam (Barus, 2014: 1) Tjokrominoto berpengertian bahwa pengembangan kepribadian mencakup berbagai kualitas, seperti religiusitas, moralitas, penghayatan, wawasan kebangsaan, kemandirian, kreativitas, dan ketahanan mental. Secara lebih spesifik, pengembangan aspek-aspek kepribadian seperti aktivitas kemandirian, ketahanan mental, etos kerja, disiplin, diletakkan dalam konteks religiusitas, moralitas, dan pengahyatan wawasan kebangsaan.





BAB III
KESIMPULAN

       Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa digunakan untuk kita melakukan komunikasi dengan pihak lain sehingga pihak lain paham dan mengerti apa yang kita maksud. Dengan berbahasa ini, kita juga dapat mengetahui kepribadian kita dan mengembangkan kepribadian kita tersebut.
       Bahasa mempunyai ciri-ciri yakni sistematis, unik, universal, konvensional, arbiter, dan masih banyak lagi. Fungsi ekspresi, yakni pengguanaan bahasa yang mengungkapkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain. Bahasa itu sendiri mempunyai beberapa fungsi, yakni:
·         Fungsi informasi, yakni fungsi untuk menyampaikan pesan atau amanat kepada orang lain.
·         Fungsi eksplorasi, yakni penggunaan bahasa untuk menjelaskan suatu hal, perkara, dan keadaan.
·         Fungsi persuasi, yakni penggunaan bahasa yang bersifat mempengaruhi atau mengajak orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara baik-baik.
·         Fungsi entertainmen, yakni penggunanaan bahasa dengan maksud menghibur, menyenangkan, atau memuaskan perasaan batin.













DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup dkk. 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan: Unimed Press.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nikelas, Syahwin. 1988. Pengantar Linguistik untuk Guru Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Akhadiah, Sabarti dkk. 1991. Bahasa Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Parera, Jos Daniel. 1991. Kajian lingustik Umum Historis Komparatif dan Tipologi Struktural. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kartomihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Oka dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta:  Rineka Cipta.
Soetopo, Hendyat dan Wasty Seomanto. 1986. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bima Aksara.






Share This :

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

 

Followers