Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Senin, 31 Maret 2014

Makalah Haji


BAB I
PENDAHULUAN

  A.    Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani. Oleh karena itu, sebelum berangkat haji, kita sebagai umat muslim harus mengetahui tata cara ibadah haji yang meliputi syarat, rukun, dan wajib haji.

  B.     Rumusan Masalah
·         Pengertian Haji
·         Syarat wajib haji
·         Rukun haji
·         Wajib haji
·         Sunat Haji
·         Jenis Dam

  C.    Tujuan
·         Untuk mengetahui pengertian ibadah haji
·         Untuk mengetahui syarat wajib haji
·         Untuk mengetahui rukun haji
·         Untuk mengetahui wajib haji
·         Untuk mengetahui sunat haji
·         Untuk mengetahui jenis dam dalam haji

BAB II
PEMBAHASAN
 
  A.    Pengertian Haji
Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah).
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Seperti berkunjung ke Arafah untuk wukuf dimulai setelah tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhijah sampai dengan terbit fajar pada tanggal 10 dzulhijah.
Dalam Sulaiman Rasyid (2012: 247) Haji (asal maknanya) adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud di sini (menurut syara’) ialah sengaja mengunjungi ka’bah (Rumah Suci) untuk melakukan beberapa amal ibadah, dengan syarat-syarat yang tertentu.

  B.     Syarat-syarat Wajib Haji
   Dalam Sulaiman Rasyid (2012: 248) Adapun syarat-syarat wajib haji yakni:
·         Islam (tidak wajib dan tidak sah haji orang kafir)
·         Berakal (tidak wajib atas orang gila dan orang bodoh)
·         Baligh (tidak wajib atas kanak-kanak)
·         Kuasa (tidak wajib haji atas orang yang tidak wajib mampu)
Dalam Sulaiman Rasyid (2012: 249) Pengertian mampu ada dua macam yakni:
·        Mampu mengerjakan haji dengan sendirinya, dengan beberapa syarat sebagai berikut:
a.       Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke mekah dan kembalinya.
b.   Ada kendaraan yang pantas dengan keadaannya, baik kepunyaan sendiri ataupun dengan jalan menyewa.
c.      Aman perjalanannya, artinya di masa itu biasanya orang-orang yang melalui jalan itu selamat sentosa.
d.      Syarat wajib haji bagi perempuan, hendaklah ia berjalan bersama-sama dengan mahramnya.
·    Kuasa mengerjakan haji yang bukan dikerjakan oleh orang yang bersangkutan, tetapi dengan jalan menggantikannya dengan orang lain.

  C.    Rukun Haji
Dalam Sulaiman Rasyid (2012: 252) rukun haji terdiri atas:
·         Ihram (berniat mulai mengerjakan haji)
      Yang dilarang bagi laki-laki ketika ihram:
a.   Dilarang memakai pakaian yang berjahit, baik jahitan biasa atau bersulam atau diikatkan kedua ujungnya.
b.      Dilarang menutup kepala
Yang dilarang bagi perempuan ketika ihram adalah dilarang menutup muka dan telapak tangan.
Yang dilarang bagi keduanya ketika ihram:
a.       Dilarang memakai wangi-wangian baik pada badan maupun pada pakaian.
b.      Dilarang menghilangkan rambut atau bulu badan yang lain
c.       Dilarang memutung kuku
d.      Dilarang mengakadkan nikah
e.       Dilarang bersetubuh
f.       Dilarang berburu dan membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan
·      Hadir di padang Arafah pada saat yang ditentukan, yaitu mulai dari tergelincir matahari (waktu zuhur) tanggal 9 sampai terbit fajar tanggal 10.
·         Tawaf (berkeliling Ka’bah)
Syarat tawaf meliputi:
a.       Menutup aurat
b.      Suci dari hadas dan najis
c.       Ka’bah hendaklah di sebelah kiri orang yang tawaf
d.      Permulaan tawaf hendaklah dari Hajar Aswad
e.       Tawaf hendaklah tujuh kali
f.       Tawaf hendaklah di dalam masjid
Macam-macam tawaf:
a.       Tawaf qudum (tawaf ketika baru sampai)
b.      Tawaf ifadah (tawaf rukun haji)
c.       Tawaf wada’ (tawaf ketika akan meninggalkan mekah)
d.      Tawaf tahallul (penghalalan barang yang haram karena ihram)
e.       Tawaf nazar (tawaf yang dinazarkan)
f.       Tawaf sunat
·         Sa’i (berlari-lari kecil antara bukit safa dan marwah)
Syarat-syarat sa’i:
a.       Hendaklah dimulai dari Bukit Safa dan disudahi di Bukit Marwah
b.      Hendaklah sa’i itu tujuh kali karena Rasulullah telah sa’i tujuh kali
c.       Waktu sa’i hendaklah sesudah tawaf
·         Mencukur atau menggunting rambut, sekurang-kurangnya tiga helai rambut
·         Menertibkan rukun

  D.    Wajib Haji
Dalam Sulaiman Rasyid (2012:257) adapun wajib haji diantaranya:
·         Ihram dari miqat (tempat yang ditentukan dan masa tertentu).
Ketentuan masa (miqat zamani) ialah dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar Hari Raya Haji (tanggal 10 bulan haji). Jadi ihram haji wajib dilakukan dalam masa dua bulan 9 ½ hari.
Ketentuan tempat (miqat makani):
a.       Mekah ialah miqat orang yang tinggal di Mekah.
b.      Zul-hulaifah ialah miqat orang yang datang dari arah Madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan Madinah.
c.       Juhfah ialah miqat orang yang datang dari arah Syam, Mesir, Magribi, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut.
d.     Yalamlam ialah miqat orang yang datang dari arah Yaman, India, Indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri tersebut.
e.   Qarnul Manazil ialah miqat orang yang datang dari Najdil-Yaman dan Najdil-Hijaz dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri tersebut.
f.       Zatu ‘irqin ialah miqat orang yang datang dari Irak dan negeri-negeri yang sejajar dengan itu.
·         Berhenti di Muzdalifah
·         Melontar Jumratul ‘Aqabah pada Hari Raya Haji
·         Melontar Tiga Jumrah
·         Bermalam di Mina
·         Tawaf Wada’
·         Menjauhkan diri dari segala larangan

  E.     Sunnah Haji
  Dalam Sulaiman Rasyid (2012: 262) beberapa sunnah haji diantaranya:
·      Ifrad artinya : terpisah, yaitu cara melakukan ibadah haji secara terpisah dari ibadah umrah dengan mendahulukan ibadah haji.
·     Membaca talbiyah dengan suara yang keras bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita sekadar dapat didengar sendiri. Sunnah membaca talbiyah selama ihram sampai melempar jumroh aqabah pada hari nahar (hari raya).
·     Berdo’a sesudah membaca talbiyah, meminta keridhoan Allah, surga dan meminta perlindungan dari siksa neraka.
·         Membaca dzikir waktu thawaf.
·         Shalat dua rakaat setelah mengerjakan thawaf.
·         Memasuki ka’bah (rumah suci).

  F.     Jenis Dam
Dalam Sulaiman Rasyid (2012: 271) beberapa jenis dam diantaranya:
·         Dam tamattu’ dan qiran, artinya orang yang mengerjakan haji dengan cara tamattu’ dan qiran, ia wajib membayar denda sebagai berikut:
a.       Menyembelih seokor kambing yang sah untuk kurban
b.      Kalau tidak sanggup memotong kambing, ia wajib puasa sepuluh hari.
·         Dam karena mengerjakan salah satu dari beberapa larangan berikut:
a.       Mencukur atau menghilangkan tiga helai rambut atau lebih
b.      Memotong kuku
c.       Memakai pakaian yang berjahit
d.      Berminyak rambut
e.       Memakai meinyak wangi
f.       Bersetubuh
Denda kesalahan tersebut boleh memilih antara tiga perkara: menyembelih seokor kambing yang sah untuk kurban, puasa tiga hari, atau bersedekah tiga sa’ (9,3 liter) makanan kepada enam orang miskin.
·         Dam (denda) karena bersetubuh sebelum tahallul  pertama, yang membatalkan haji dan umrah. Dendanya menurut sebagian ulama ialah menyembelih seekor unta, kalau tidak sanggup maka seekor sapi, kalau tidak sanggup juga, maka dengan makanan seharga unta yang di sedekahkan kepada fakir miskin di tanah haram, atau puasa sehari untuk tiap-tiap seperempat gantang makanan dari harga unta tersebut.
·       Orang yang membunuh binatang buruan wajib membayar denda dengan ternak yang sama dengan ternak yang ia bunuh.
·         Dam sebab terlambat sehingga tidak bisa meneruskan ibadah haji atau umrah, baik terhalang di tanah suci atau tanah halal, maka bayarlah dam (denda) menyembelih seekor kambing dan berniatlah tahallul (menghalalkan yang haram) dan bercukur di tempat terlambat itu.




BAB III
KESIMPULAN

Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.
Dalam pelaksanaan ibadah haji ini, mempunyai syarat, rukun dan wajib haji. Oleh karena itu setiap muslim yang ingin melaksanakan haji harus memenuhi syarat, rukun, dan wajib haji. Ada juga sunah haji, namun ini tidak harus dikerjakan karena hukumnya sunnah.
Bagi umat islam yang hendak melaksanakan ibadah haji, sebaiknya mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental atau spiritual sebab ibadah haji merupakan ibadah yang sangat menguras tenaga disamping mental dan batin.
Ibadah haji yang dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai ketentuan sehingga termasuk haji mabrur, tentu akan mendatangkan banyak hikmah bagi kehidupan pribadi dan keluarga maupun bagi masyarakat,Negara dan bangsa.




DAFTAR PUSTAKA

·         Rasyid, Sulaiman. 2012. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
·         Abidin, Slamet. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV. Pustaka Setia.


Share This :

1 komentar:

Popular Posts

 

Followers