Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Kamis, 07 Maret 2013

Makalah Tentang Lahirnya Pancasila



BAB I
PENDAHULUAN

  A.    Latar belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Nilai-nilai pancasila tersebut sudah ada sejak dahulu kala yang merupakan terapan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Namun sudahkan kita mengetahui bagaimana pancasila itu dibentuk? Apa kendala dalam pembentukan pancasila tersebut? Untuk itulah kami membuat makalah “Lahirnya Pancasila.” Agaa kita mengetahui bagaimana perjuangan dalam membuat pancasila itu dan Agar kita sadar pentingnya pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

  B.     Tujuan
1.      Mengetahui bahwa pancasila dibentuk dengan susah payah
2.      Mengetahui bagaimana perjuangan dalam membuat pancasila tersebut
3.      Menyadari akan pentingnya pancasila sebagai dasar negara 

 

C.    Batasan Masalah 
1.   Pengertian pancasila
2.      Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Pasifik
3.      Pembentukan BPUPKI
4.      Panitia sembilan
5.      Piagam Jakarta



BAB II
PEMBAHASAN

  A.    Pengertian Pancasila
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular, dalam buku Sutasoma ini, selain mempunyai arti “Berbatu sendi yang lima” (dari bahasa Sangsekerta) Pancasila juga mempunyai arti “Pelaksanaan kesusilaan yang lima” (Pancasila Krama), yaitu sebagai berikut:
1.      Tidak boleh melakukan kekerasan
2.      Tidak boleh mencuri
3.      Tidak boleh berjiwa dengki
4.      Tidak boleh berbohong
5.      Tidak boleh mabuk minuman keras / obat-obatan terlarang
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. sebagai dasar negara maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan pemerintahan sejak saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila, namun berdasrkan kenyataan, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut telah dipraktikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan kita teruskan sampai sekarang.
Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara Indonesia seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah:
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.      Persatuan Indonesia
4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5.      Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

  B.     Kekalahan Jepang Akan Perang Asia Pasifik
Kegemilangan Jepang dalam berbagai peperangan belumlah membuat bangsa ini puas. Jepang ingin membentuk Negara Asia Timur Raya. Sehingga memaksa Jepang untuk melibatkan diri dalam perang untuk mewujudkan negara yang dicita-citakannya. Kendala utama Jepang adalah amerika serikat yang telah membangun pangkalan militer terlebih dahulu di kawasan Pasifik yakni Pearl Harbour.Dalam mewujudkan mimpinya untuk mendirikan negara Asia Timur Raya. Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang kemudian menyerang pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbour, Hawai. Serangan berlangsung secara mendadak, sehingga dalam waktu singkat Pearl Harbour dapat dihancurkan.
Angkatan perang Amerika pun membalas Jepang. Angkatan perang Amerika berhasil memperoleh kemenangan. Sedangkan Jepang semakin lama semakin terdesak, apalagi setelah Laksamana Yamamoto tewas setelah pesawatnya disergap pesawat tempur Amerika sewaktu sedang melakukan inspeksi ke pulau Bougenville. Semenjak itu berturut turut Filipina pada 22 Juni 1944, Iwo Jima 17 Maret 1945, Okinawa 21 Juni 1945 berhasil direbut Amerika. Sementara itu Burma berhasil diduduki Inggris kembali pada tanggal 30 April 1944 oleh Lord Louis Mountbatten.
Perlawanan demi pelawanan tersebut menyasarkan Jepang untuk mengubah sikap kerasnya. Apalagi pasukan Jepang terus mengalami kekalahan melawan AS. Untuk itu pemerintah Jepang mencoba untuk menarik simpati rakyat kembali dengan memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada tanggal 7 Setember 1944.

  C.    Pembentukan BPUPKI
Memasuki tahun 1945, pasukan Jepang terus mengalami kekalahan. Laporan kekalahan dari medan pertempuran memaksa pemerintah Jepang untuk segera merealisasikan janjinya untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 1945 panglima pasukan Jepang di Pulau Jawa, Letnan jendral Kumaici Harada menumumkan pembentukan  badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pengumuman itu sempat menumbuhkan kepercayaan tokoh pergerakan nasional Indonesia terhadap kesungguhan pemerintah jepang untuk memberikan kemerdekaan.
Adapun latar belakang pembentukan BPUPKI secara formil, dilihat dari latar belakang dikeluarnya Maklumat No. 23 itu adalah karena kedudukan Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah sangat terancam. Maka sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk BPUPKI bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya ingin mementingkan dirinya sendiri, yaitu: Pertama,Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat Indonesia. Kedua, untuk melaksanakan politik kolonialnya.
Pihak Jepang membutuhkan waktu lebih dari satu bulan untuk memilih ketua dan anggota BPUPKI yang semuanya berjumlah 60 orang. Pada tanggal 29 April 1945 penguasa Jepang mengumumkan Radjiman Widiodiningrat sebagai ketua BPUPKI dan Yoshio Ichibangase sebagai wakil dari pemerintahan Jepang. Selain itu ada tujuh orang Jepang yang duduk sebagai pengurus istimewa. Meskipun mereka tidak mempunyai hak suara, tetapi persidangan harus dihadiri oleh mereka.

Rapat Pertama
Rapat pertama diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR pada zaman kolonial Belanda.Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dengan mengadakan pelantikan pengurus dan anggota BPUPKI. Pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dengan tema dasar negara. Pada rapat pertama ini terdapat 3 orang yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin dalam pidato singkatnya mengemukakan lima asas yaitu:Peri kebangsaan, Peri kemanusiaan, Peri ketuhanan, Peri kerakyatan, dan Kesejahteraan rakyat
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo mengusulkan lima asas yaitu: Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir bathin, Musyawarah, dan Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima asas pula yang disebut Pancasila yaitu:Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan yang Maha Esa

Rapat Kedua
Rapat kedua berlangsung 10-17 Juli 1945 dengan tema bahasan rancangan Undang-Undang Dasar. Dalam rapat ini dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar beranggotakan 19 orang dengan ketua Ir. Soekarno, Panitia Pembelaan Tanah Air dengan ketua Abikoesno Tjokrosoejoso dan Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai Mohamad Hatta.Dengan pemungutan suara, akhirnya ditentukan wilayah Indonesia merdeka yakni wilayah Hindia Belanda dahulu, ditambah dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor-Portugis, dan pulau-pulau sekitarnya.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD membentuk lagi panitia kecil beranggotakan 7 orang yaitu:Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota), Mr. Wongsonegoro, Mr. Achmad Soebardjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim, dan Dr. Soekiman
Pada tanggal 13 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang UUD tersebut.Pada tanggal 14 Juli 1945, rapat pleno BPUPKI menerima laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan oleh Ir. Soekarno. Dalam laporan tersebut tercantum tiga masalah pokok yaitu: a. pernyataan Indonesia merdeka b. pembukaan UUD c. batang tubuh UUD
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta.
  D.    Panitia Sembilan
Sampai akhir rapat pertama, masih belum ditemukan kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah panitia kecil untuk menggodok berbagai masukan. Panitia kecil beranggotakan 9 orang dan dikenal pula sebagai Panitia Sembilan. Panitia Sembilan tersebut mempunyai tugas untuk menyatukan pandangan dasar negara Indonesia antara yang diusulkan golongan nasioanl dan islam. Susunan Panitia Sembilan sebagai berikut:
1.      Ir. Soekarno (ketua)
2.      Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3.      Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
4.      Mr. Muhammad Yamin (anggota)
5.      KH. Wachid Hasyim (anggota)
6.      Abdul Kahar Muzakir (anggota)
7.      Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
8.      H. Agus Salim (anggota)  
9.    Mr. A.A. Maramis (anggota)
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:
1.      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya  
2.   Kemanusiaan yang adil dan beradab 
3.   Persatuan Indonesia 
4.   Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 
5.   Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

  E.     Piagam Jakarta
Piagam Jakarta yang telah matang disetujui bersama untuk dibacakan pada proklamasi tanggal17 Agustus dan akan disahkan pada 18 Agustus 1945 itu digagalkan Soekarno dan kawan-kawannya. Dan ujungnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Piagam Jakarta juga diubah mendasar. Lewat rapat kilat yang berlangsung tidak sampai tiga jam, hal-hal penting yang berkenaan dengan Islam dicoret dari naskah aslinya. Dalam rapat yang mendadak yang diinisiatif oleh Soekarno (dan Hatta) itu, empat wakil umat Islam yang ikut dalam penyusunan Piagam Jakarta tidak hadir. Yang hadir adalah tokoh-tokoh nasionalis sekuler.
Dalam rapat yang dipimpin Soekarno yang berlangsung pada jam 11.30-13.45 itu diputuskan : Pertama, Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan. Kedua, Dalam Preambul (Piagam Jakarta), anak kalimat: “berdasarkan kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, diubah menjadi “berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ketiga, Pasal 6 ayat 1, “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, kata-kata “dan beragama Islam” dicoret. Keempat, Sejalan dengan perubahan yang kedua di atas, maka Pasal 29 ayat 1 menjadi “Negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”, sebagai pengganti “Negara berdasarkan atas Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”
Keputusan Soekarno-Hatta dan orang-orang nasionalis sekuler itu (karena ancaman dari orang-orang Kristen Indonesia Timur), akhirnya dikecam keras oleh tokoh Islam. Meski tokoh-tokoh Islam saat itu protes keras, karena merasa dikhianati oleh Soekarno, tapi mereka lebih memilih jalan damai. Kecuali mungkin DI/TII karena merasa sangat kecewa dengan berbagai tindakan Soekarno dalam pemerintahannya. Apalagi Soekarno saat itu berjanji bahwa di masa damai nanti akan lebih tenang menyusun kembali Undang-Undang Dasar.



BAB III
KKESIMPULAN

Kekalahan Jepang dalam perang Asia Pasifik membuat Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Sebagai realisasi janji tersebut, Jepang membentuk BPUPKI dengan diketuai oleh orang Indonesia yaitu Radjiman Widiodiningrat. Janji kemerdekaan tersebut guna untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Dalam pelaksanaanya, BPUPKI tersebut melaksanakan dua kali sidang.
1.      Sidang pertama untuk membentuk dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Ketiga tokoh golongan nasionalis bergantian mengajukan dasar negara berdasarkan lima prinsip. Namun golongan Islam dalam rapat tersebut tidak pernah memberikan rincian.
2.      Sidang kedua untuk membentuk rancangan UUD. Rancangan UUD tersebut mencakup Pernyataan indonesia merdeka, Pembukaan UUD dan batang tubuh.
Dalam pelaksanaan sidang pembentukan dasar negara banyak sekali hambatan yang terjadi. Dalam sidang pertamanya hasil akhir belum dapat diputuskan. Lalu dibentuklah panitia sembilan untuk melanjutkan sidang pembentukan dasar negara. Disinilah kesepakatan tentang dasar negara terbentuk. Kesepakatan tersebut dikenal dengan Piagam Jakarta. Namun setelah Piagam Jakarta tersebut terbentuk, diadakan lagi perubahan karena teradapat unsur-unsur Islam. Hal-hal penting yang berkenaan dengan Islam dicoret dari naskah aslinya. Barulah setelah itu dasar negara disahkan dan disepakati bersama dan dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia sampai sekarang.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Hapsari Ratna, Syukur Abdul. 2008. Eksplorasi Sejarah Indonesia dan Dunia Untuk SMA Kelas XII Program IPS. Jakarta: Penerbit Erlangga
2.      Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994.Tata Negara Sekolah Menngah Umum. Surakarta: PT. Pabelan.
3.      Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok Pendekatan Pancasila. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
4.      www.google.com
5.      www.wikipedia.org




Read more

Sistem Otomasi Perpustakaan Dalam Peminjaman Buku



KATA PENGANTAR

 

Puji Syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan, saya dapat menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Komputer yang berjudul “Sistem Otomasi Perpustakaan Bagi Mahasiswa”. Sistem otomasi perpustakaan adalah software yang beroperasi berdasarkan pangkalan data untuk mengotomasikan kegiatan perpustakaan.
Makalah ini saya buat dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya agar bisa menjadi petunjuk dan memberikan manfaat bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya sangat menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk membuat makalah yang lebih baik lagi.
Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas pihak-pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah saya ini, yaitu sumber-sumber bacaan, teman-teman, serta dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Komputer yang bersedia memberikan ilmunya dalam perkuliahan.


Medan, 1 Maret 2013


Penulis




 BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Setiap perpustakaan memerlukan sistem informasi yang computerized untuk menunjang pelayanan kepada pengguna. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan sekolah dimaksudkan untuk memudahkan pekerjaan yang ada di perpustakaan, mulai dari pengadaan, sirkulasi, pengkatalogan, dan keperluan administratif perpustakaan. Penerapan teknologi informasi di perpustakan biasa disebut dengan otomasi.
Otomasi perpustakaan atau Library Automation adalah penerapan mesin-mesin komputer untuk semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan sirkulasi. Bisa juga Otomasi Perpustakaan diartikan dengan sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi (TI).
Dengan bantuan teknologi informasi maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusur kembali. Sehingga para pustakawan dapat menggunakan waktunya untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang sudah diambil alih oleh komputer.

B.     Rumusan Masalah

·         Apa pengertian sistem otomasi perpustakaan?
·         Apa saja cakupan otomasi dalam perpustakaan?
·         Komponen apa saja yang dipergunakan dalam sistem otomasi perpustakaan?
·         Apa alasan otomasi diperlukan dalam perpustakaan?
·         Kendala apa saja yang dihadapi dalam otomasi perpustakaan?

C.     Tujuan

·         Mengetahui pengertian sistem otomasi computer
·         Mengetahui cakupan otomasi dalam perpustakaan
·         Mengetahui komponen yang digunakan dalam sistem otomasi perpustakaan
·         Mengetahui alasan otomasi diperlukan dalam perpustakaan
·         Mengetahui kendala yang dihadapi dalam otomasi perpustakaan

BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Sistem Otomasi Perpustakaan

Otomasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1990) diambil dari kata otomatis atau pengotomatisan yang artinya penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan pengawasan manusia.
Lasa Hs menyatakan bahwa perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian serta penyebaran informasi
Jadi sistem otomasi perpustakaan menurut M.S. Kauffan adalah suatu perubahan yang direncanakan di dalam suatu phisik atau tugas administratif yang memanfaatkan suatu proses baru, metoda, atau mesin untuk meningkatkan produktivitas, mutu, dan menyediakan analisa serta kendali metodologis.
Menurut SULISTYO-BASUKI, berpendapat bahwa otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan mulai dari pengadaan, hingga ke jasa informasi bagi pembaca.
Sedangkan menurut Lasa HS, otomasi perpustakaan (library automation) merupakan proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali tanpa campur tangan manusia dalam proses tersebut.

B.     Cakupan Otomasi

Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan secara otomasi di perpustakaan diantaranya yaitu :
1.      Pengadaan koleksi
Dengan otomasi akan diketahui koleksi yang belum dan sudah dimiliki. Sehingga dalam pengadaan tidak akan terjadi penumpukan koleksi di satu sisi, dan kekurangan bahkan belum adanya koleksi di sisi lain.
2.      Katalogisasi, inventarisasi
Dengan otomasi akan mempermudah dalam mengelompokkan jenis koleksi baik dari segi pengarang, judul, dan subyek. Termasuk dalam hal statistik, dengan otomasi akan dengan mudah dapat diketahui jumlah jenis koleksi yang dimiliki sekaligus yang sedang dalam peminjaman.
3.      Pengelolaan penerbitan berkala
Termasuk penerbitan berkala adalah majalah, buletin, dan jurnal ilmiah.
4.      Pengelolaan anggota
Pengguna/pemustaka dapat dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Misalnya jenis siswa, guru, dan karyawan. Masing-masing dari kelompok ini memiliki ketentuan, baik dalam jumlah dan lama masa pinjaman.
5.      Sirkulasi
Sirkulasi merupakan kegiatan transaksi keluar dan masuknya bahan pustaka atau dengan kata lain peminjaman, pengembalian , denda, tagihan, dan pendaftaran anggota perpustakaan secara terintegrasi secara cepat. Di samping kecepatan transaksi peminjaman dan pengembalian buku, komputer dapat membantu pustakawan pada bagian sirkulasi dalam hal-hal sbb :
a.       Menentukan judul buku yang tersedia dan dimana lokasi buku tersebut di simpan
b.      Menentukan apakah seseorang pemustaka dapat meminjam atau tidak
c.       Menyiapkan surat peringatan pada peminjam buku-buku yang sudah melampaui batas-batas pengembaliannya
d.      Memungkinkan seseorang pemustaka dapat memesan bahan pustaka tertentu yang sedang tidak berada di perpustakaan
e.       Dapat menghitung denda apabila seseorang terlambat mengembalikan buku.
6.      Online Access Public Catalog (OPAC)
Dengan adanya OPAC, pemustaka tidak harus hadir secara fisik di perpustakaan. Cukup dengan tersedianya komputer yang terkoneksi internet, maka dapat diperoleh informasi tentang koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan, termasuk data koleksi yang dipinjam oleh pemustaka.

 

C.     Komponen Otomasi Perpustakaan

Ada tiga (3) komponen yang diperlukan dalam otomasi perpustakaan, yaitu pangkalan data, User/pengguna, dan perangkat otomasi.
1.      Pangkalan Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur imbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database. Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file storage) ke dalam model system informasi; dengan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
2.      User/Pengguna
Dalam sistem otomasi perpustakaan terdapat beberapa tingkatan operator tergantung dari tanggung jawabnya, yaitu :
a.       Supervisor.
Merupakan operator dengan wewenang tertinggi. Supervisor dapat mengakses dan mengatur beberapa konfigurasi dari sistem sekaligus dapat pula melakukan proses auditing.
b.      Operator Administrasi
Beberapa proses pendaftaran anggota, pelaporan dan beberapa proses yang digunakan untuk urusan administrasi dapat ditangani oleh operator ini.
c.       Operator Pengadaan dan Pengolahan.
Untuk urusan pengolahan koleksi buku dapat ditangani oleh operator dengan wewenang ini, dari proses pemasukan data hingga proses finishing seperti cetak barcode, lidah buku dan label punggung.
d.      Operator Sirkulasi.
Operator ini bertugas untuk melayani pemustaka yang hendak peminjam/memperpanjang/mengembalikan koleksi ataupun yang hendak membayar tanggungan denda.
3.      Perangkat Otomasi
Ada dua perangkat yang digunakan dalam proses otomasi perpustakaan, yaitu :
a.       Perangkat Keras
Perangkat keras adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti Printer, Barcode, Scanner, kertas, dan sebagainya. Sebuah komputer sudah cukup digunakan dalam memulai proses otomasi pada kalangan instansi perpustakaan kecil. Sedangkan untuk perpustakaan besar maka pasti diperlukan beberapa komputer dan pelengkapnya agar pelayanan kepada pemustaka menjadi lancar, misalnya :
·         LAN Card.
Digunakan untuk mengintegrasikan banyak komputer. Sehingga semua kegiatan otomasi yang dilakukan bisa terpusat pada pusat data (Server) Aplikasi perangkat lunak otomasinya biasanya berjenis klien-server.
·         Sistem Security Gateway.
Digunakan untuk melakukan sensor terhadap buku yang keluar masuk perpustakaan. Sensor akan berbunyi jika buku yang dibawa pengguna tidak melewati proses sirkulasi dengan benar.
·         Perangkat Lunak Otomasi / Software
Perangkat lunak ini mutlak keberadaannya karena digunakan sebagai alat pembantu mengefisienkan dan mengefektifkan proses. Pemilihan software ini bisa dibangun/dibuat sendiri, menggunakan opensource/software gratisan, atau membeli secara komersial.
Namun apapun jenis software yang dipilih, hendaknya memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
ü  Kegunaan : fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (realtime) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.
ü  Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.
ü  Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus.
ü  Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat.
ü  Sederhana : menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna
ü  Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
 

D.    Alasan otomasi diperlukan dalam Perpustakaan

Otomasi diperlukan dalam perpustakaan karena:
1.      Memudahkan dalam pembuatan catalog
Perpustakaan yang belum menerapkan otomasi pada umumnya harus membuat kartu catalog agar pemustaka dapat menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul, atau subjeknya dan menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan. Rangkaian kegiatan dalam membuat catalog secara manual banyak menghabiskan tenaga, waktu dan biaya. Penerapan computer akan dapat menghemat segalanya proses pembuatan catalog akan lebih mudah, penyajian buku bagi pemustaka juga akan lebih cepat dan pada giliran akan terjadi efisiensi.
2.      Memudahkan dalam layanan sirkulasi
Dengan computer pekejaan peminjaman buku dapat dilakukan dengan cepat dan mudah yaitu hanya dengan menyorot barcode kartu kemudian menyorot barcode buku selanjutnya memberikan cap tanggal pengembalian kemudian secara otomatis akan terjadi transaksi.
3.      Memudahkan dalam penelusuran melalui katalog
Otomasi perpustakaan akan memudahkan pemustaka dalam menelusuri informasi khususnya catalog melalui OPAC, pemustaka dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan.
4.      Adanya tuntutan terhadap mutu layanan perpustakaan
Tuntutan para pemakai perpustakaan saat ini sangat beragam. Pemakai yang datang ke perpustakaan selain meminjam buku, mereka juga mencari layanan-layanan lain seperti layanan internet, layana audio visual, layanan multimedia dan lain-lain. Selain itu pemakai juga menginginkan layanan aktif perpustakaan berupa layanan penelusuran secara online dan layanan penelusuran CD ROM dan lain-lain.
5.      Adanya tuntutan terhadap efisiensi waktu
Sebelum adanya automasi perpustakaan, pemakai mungkin sudah puas dengan layanan penelusuran artikel bila artikel-artikel dapat ditemukan, sekalipun layanan tersebut memakan waktu sampai berminggu-minggu. Sekarang pemakai menuntut layanan yang cepat.
6.      Keragaman media informasi yang dikelola
Media informasi yang ada di perpustakaan saat ini tidak hanya terbatas kepada buku dan jurnal ilmiah saja. Informasi-informasi lain seperti multimedia, audio visual kini banyak dikoleksi oleh perpustakaan.
7.      Kebutuhan akan ketepatan layanan informasi
Selain kecepatan dalam memperoleh informasi, pemakai juga membutuhkan ketepatan informasi yang didapatkannya dari perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang informasi secara spesifik harus bisa dijawab secara spesifik pula. Dengan bantuan teknologi komputer pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan cepat dan tepat.
 

E.     Kendala yang dihadapi dalam Otomasi

Disamping berbagai macam keunggulannya, otomasi tentu memiliki kendala-kendala yang dihadapi baik dari segi sumber daya manusianya maupun program yang digunakan. Adapun kendala-kendala yang dihadapi secara garis besar adalah sebagai berikut :
1.      Kurangnya pengetahuan pustakawan Indonesia akan komputer dan aplikasinya, banyak kalangan pustakawan yang masih gagap teknologi (Gaptek) khususnya pemahaman tentang Otomasi dan Teknlogi Informasi.
2.      Kurangnya SDM yang menguasai komputer sekaligus menguasai masalah perpustakaan
3.      Belum adanya format baku sehingga masing-masing perpustakaan menggunakan format berlainan. Akibatnya pertukaran data tidak bisa dilakukan karena format tidak seragam. Indomarc telah membahas dari awal tahun 1990-an namun sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang keseragaman sistem yang dipakai. Hal ini yang mengakibatkan perpustakaan membuat data sesuai dengan keinginan masing-masing.
4.      Belum adanya peraturan pengkatalogan yang berstandar nasional yang diterima oleh semua pihak. Otomasi perpustakaan khususnya otomasi katalog, bertujuan antara lain memudahkan pertukaran data antar perpustakan. Pertukaran data ini memerlukan keseragaman peraturan pengkatalogan. Namun praktik pengkatalogan di Indonesia belumlah seragam (khususnya untuk penentuan tajuk entri utama nama pengarang).
5.      Keterbatasan dana untuk pengadaan software. Lazimnya perpustakaan menyediakan dana khusus untuk software, seperti halnya dana yang disediakan untuk perangkat kerasnya (membeli komputer, ATK, bahan habis pakai dll.) akibatnya perpustakaan membeli software di pasaran yang belum tentu cocok untuk aplikasi yang dibutuhkan.
6.      Kurangnya jaringan dan kerjasama antar perpustakan

BAB III

KESIMPULAN

 
Meskipun sistem otomasi perpustakaan banyak memberikan manfaat, namun tidak semua perpustakaan sekolah dapat menerapkannya. Keterbatasan dana menjadi alasan utama atau kendala bagi perpustakaan sekolah untuk menerapkan computerized sistems, terutama dalam mengaplikasikan otomasi. Inilah fenomena yang ada di perpustakaan sekolah sehingga dari tahun ke tahun keadaan perpustakaan sekolah tetap memprihatinkan dan kurang mendapat sambutan dari para penggunanya. Perlahan-lahan namun pasti keberadaan perpustakaan konvensional dan manual akan ditinggalkan oleh para pemakainya.
Sistem otomasi perpustakaan akan menjawab kebutuhan pemakai, karena pelayanan dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat sehingga terwujud efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan. Dalam penelusuran informasi, hanya dengan menggunakan kata kunci tertentu akan ditemukan sejumlah informasi yang diinginkan. Disisi lain, otomasi juga dimaksudkan untuk mengubah paradigma bahwa perpustakaan bukan hanya merupakan pelengkap sarana pembelajaran saja, melainkan sebagai jantung dari sebuah lembaga pendidikan.
Oleh karenanya, suatu keniscayaan jika sumber daya manusia untuk keperluan program otomasi perlu disiapkan oleh sekolah melalui pendidikan dan pelatihan dan tidak ketinggalan pemilihan software dan hardware yang sesuai dengan kebutuhan otomasi.


DAFTAR PUSTAKA


·         http://memans.wordpress.com/2009/01/25/pengantar-sistem-otomasi-perpustakaan
·         http://hendrianiaipi07iainar-raniry.blogspot.com
·         http://library.sunan-ampel.ac.id/index.php/artikel-pustakawan/50-kepala-perpustakaan/179-makalah.html

Read more

Popular Posts

 

Followers