Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Kamis, 05 Juli 2012

KARYA ILMIAH KEPEDULIAN SISWA TERHADAP KEBERSIHAN KELAS DAN PENGARUH BAGI KEEFEKTIFITASAN BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Di zaman sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah. Kepedulian siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah di lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas. Kita mengetahui bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian seseorang. Ketidakpeduliaan akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan tidak nyaman atau tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar akan nyaman. Hal ini perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh lingkungan, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masih banyak lagi.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicari jawabannya untuk menyingkap berbagai masalah yang penting yang akan dikemukakan tentang kepedulian siswa akan kebersihan kelas dan pengaruhnya terhadap keefektifitasan belajar. Melalui penelitian ini penulis mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Apakah ada pengaruh kebersihan terhadap keefektivitasan belajar?
2.      Mengapa kebersihan berpengaruh terhadap keefektivitasan belajar?
3.      Bagaimana kepedulian siswa terhadap kebersihan?

C.     Batasan Konsep
1.      Kebersihan : keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya bau, debu dan sampah.
2.      Efektivitas : Berjalan lancar atau berjalan sesuai aturan.
3.      Belajar : Berusaha dan berlatih untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Mengetahui permasalahan yang diteliti serta mencari solusinya
2.      Menambah pembendaharaan buku bacaan perpustakaan
3.      Untuk dijadikan pengalaman bagi penulis

E.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitiannya adalah:
1.      Mengetahui sejauh mana pengaruh kebersihan terhadap keefektivitasan belajar.
2.      Sebagai bukti penulis telah melakukan penelitian .
3.      Mengetahui seberapa besar kepedulian siswa terhadap kebersihan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.      Pengertian kebersihan dari beberapa sumber
     Kebersihan menurut agama islam adalah Upaya manusia untuk memlihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan yang keji untuk mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan juga bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman.
     Kebersihan menurut kamus Indonesia adalh berasal dari kata bersih yang artinya tidak kotor, bebas dari kotoran, tidak tercampur dengan benda atau sesuatu yg lain dan tidak ternoda.
     Sedangkan kebersihan menurut wikipedia bahsa indonesia adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, bau dan sampah.
2.      Pengertian belajar menurut beberapa sumber
     Menurut islam, belajar adalah kewajiban. Setiap muslim dan muslimat diwajibkan menuntut ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. Setiap orang yang berilmu dimudahkan jalannya menuju surga. Sebenarnya ilmu yng merupakan buah dari pembelajaran merupakan alat untuk  mendekatkan diri kepada Allah.
     Menurut Kamus Besar bahasa indonesia adalah berusaha, berlatih untuk mendapatkan pengetahuan atau belajar yang berasal dari kata ajar yg artinya cara-cara atau petunjuk yg disampaikan kepada orang lain.
     Belajar menurut Wikipedia Bahasa indo adalh perubahan yg relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yg diperkuat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yg ditempuh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.
A.    Subjek penilitian
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek analisis penelitian atau sekumpulan orang yg dijadikan objek  penelitian.
2.      Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik sampel yang diwakili 30 orang di dalam suatu kelas.
B.     Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara peneliti mendapatkan data. Dengan alat pengumpulan data berupa :
a.       Quesioner (angket)
b.      Observasi (pengamatan)
C.     Lokasi dan waktu penelitian
Peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 15 Medan
Waktu: 16 dan 23 Mei 2012

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Sejauh mana pengaruh kebersihan kelas terhadap efektifitasan belajar
     Perlu diketahui bahwa kebersihan sangat berpengaruh  pada kelangsungan belajar. Oleh karena itu kebersihan sangat penting apalagi bagi kalangan pelajar. Dewasa ini, pengaruh kebersihan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan diri, tapi kebersihan juga berpengaruh pada efektivitas belajar siswa. Efektivitas adalah berjalan lancar atau bejalan sesuai aturan.
     Dari hasil angket yg peneliti ajukan tentang pengaruh kebersihan terhadap efektifitasan belajar, bahwa hampir 90% menyatakan bahwa kebersihan sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar. Disini jelas, bahwa murid setuju bahwa kebersihan sangat berpengaruh terhadap efektifitasan belajar.
Tabel 1
Ada atau tidak pengaruh kebersihan terhadap efektifitasan belajar
Survei
Hasil
%
Ada
Tidak ada
20
10
90
10
Jumlah
30
100

     Memang untuk mendukung keefektifitasan belajar, harus didukung dengan kebersihan, kenyamanan dan keindahan kelas. Dengan begitu murid akan semangat dalam belajar dan kegiatan belajar akan berjalan lancar dengan mencapai hasil yang dicapai.
2.      Kepedulian siswa terhadap kebersihan
     Walaupun hasil angket mengatakan kebersihan sangat berpengaruh terhadap efektivitas belajar, tetapi siswa-siswa yang menjaga dan peduli kebersihan ini sedikit, dan mungkin pengembangan terhadap kebersihan kelas masih biasa-biasa saja ataupun sedang. Hal ini dapat dibuktikan dari bagaimana sikap kepedulian siswa jika kelas kotor.
Tabel 2
Bukti kepedulian siswa jika kelas kotor
Survei
Hasil
%
Menyuruh orang lain untuk membersihkan
Membersihkan sendiri
Membiarkan saja
10
5
15
30
10
60
Jumlah
30
100

     Dan setelah penulis melakukan pengamatan secara langsung, hal ini terbukti bahwa kebersihan kelasnya tidak cukup baik, kelasnya terlalu kotor. Ini dikarenakan masih banyak sampah yg berserakan di dalam kelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor dan tidak nyaman untuk digunakan.
     Dan yang peduli terhadap kebersihan kelas hanya beberapa orang saja. Hal ini perlu dipupuk dan ditingkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan. Hal ini terbukti dari yang bertugas sebagai piket kelas hanya satu atau dua orang saja perhari. Jadi mereka hanya menyapu lorong bagian dia belajar. Sementara sisa lorong lain dibiarkan begitu saja.
     Dalam melakukan kebersihan kelas atau piket kelas di SMP Negeri 15, siswa-siswa dapat melakukannya di siang hari selesai pembelajaran atau esok paginya sebelum pembelajaran dimulai. Namun yang terjadi, mereka tidak membersihkan kelas.
     Bersih atau tidaknya lingkungan kelas tersebut, sangat bergantung pada penghuni kelas tersebut, dalam hal ini siswa-siswa. Oleh karena itu kepedulian siswa terhadap kebersihan sangat berpengaruh , hal tersebut dapat penulis persentasekan 40 % karena hasil dari angket menyatakan bahwa hanya beberapa siswa yang peduli terhadap kebersihan.
Tabel 3
Survei Tentang Piket Kelas
Survei
Hasil
%
Ya
Tidak Pernah
Sering
Kadang-kadang
4
12
6
8
5
60
15
25
Jumlah
15
100%

     Mungkin untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan, diperlukan sangsi agar siswa dapat merubah sikapnya. Sangsi merupakan salah satu cara agar siswa yang melanggar merasa jera. Disini penulis menyajikan dua macam sangsi saja, yaitu ditegur atau disuruh membersihkan kelas. Dari hasil survei didapat bahwa sangsi yang dapat diberikan adalah disuruh membersihkan kelas.
Tabel 2
Survei tentang sangsi yang diberikan
Survei
Hasil
%
Ditegor
Disuruh membersihkan
2
13
10
90
Jumlah
15
100

3.      Faktor-faktor penyebab rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan
Faktor-fakor tersebut diantaranya :
·         Faktor intern (dalam diri), yaitu kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan
·         Gengsi
·         Malas
·         Kurang mengerti tentang arti kebersihan
·         Peralatan kebersihan kurang memadai (faktor ekstern)
·         Tidak adanya sangsi tegas bagi siswa yg melanggar
·         Tidak adanya kebiasaan membersihkan lingkungan
·         Adanya keterbatasan waktu

BAB V
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Kebersihan adalah bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, bau dan sampah. Dari penelitian tersebut, jelaslah bahwa kebersihan sangat mempengaruhi efektifitasan belajar siswa. Semakin bersih kelas, maka siswa dapat belajar dengan nyaman dan lancar sehingga dapat mencapai hasil akhir dari pembelajaran. Mesikipun sangat berpengaruh, kepedulian siswa SMP Negeri 15 Medan terhadap kebersihan masih sangat kurang. Hal ini dibuktikan masih banyak siswa yang tidak piket kelas dan masih banyak siswa yang cuek terhadap kelas kotor . Mereka seakan tidak memperdulikan itu dan membiarkan sampah dan kelas berserak.
2.      Saran
Beberapa saran yang perlu disampaikan :
1.      Sebaiknya menanamkan sikap peduli lingkungan pada usia dini
2.      Hendaknya sekolah mengingatkan kepada semua pihak untuk ikut serta dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih
3.      Supaya melengkapi alat-alat kebersihan dan merawatnya
4.      Diberi sangsi yang tegas kepada siswa-siswi yang tidak taat terhadap kebersihan



BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1.      Wikipedia Indonesia
2.      Kamus Besar Bahasa Indonesia
3.      http://kepedulianlingkungan .com

Read more

Popular Posts

 

Followers