BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
adalah kegiatan untuk mendewasakan peserta didik dengan ilmu
pengetahuan yang diberikan. Setiap individu berhak menerima pendidikan
dari buaian sampai liang lahat. Saat ini, hampir seluruh rakyat hanya
mampu merasakan pendidikan selama sembilan tahun saja. Itu pun
dikarenakan wajib belajar yang diwajibkan pemerintah. Hal ini lah yang
menjadi permasalahan pendidikan. Oleh karena itu pemerintah harus segera
mengatasinya.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Pembangunan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman yang begitu cepat. Perkembangan zaman selalu memunculkan
tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan
sebelumnya. Oleh karena itu kita harus siap menghadapinya.
Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selau dihadapkan pada
masalah-masalah baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu
demikian luas, pertama karena sifat sasarannya adalah manusia yang
sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha pendidikan harus
mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap seginya terjangkau oleh
kemampuan daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu ada rumusan sebagi
masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pegangan oleh pendidik dalam
mengemban tugas.
B. Batasan Masalah
1. Permasalahan pokok pendidikan
2. Penanggulangan permasalahan pokok pendidikan
3. Faktor-faktor berkembangnya masalah pendidikan
4. Permasalahan aktual pendidikan
5. Penanggulangan permasalahan aktual pendidikan
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan permasalahan pokok pendidikan
2. Mendeskripsikan penanggulangan permasalahan pokok pendidikan
3. Mendeskripsikan faktor-faktor berkembangnya masalah pendidikan
4. Mendeskripsikan permasalahan aktual pendidikan
5. Mendeskripsikan penanggulangan permasalahan aktual pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Permasalahan Pokok Pendidikan
Sistem
pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial
budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan
tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan
nasional. Permasalahan intern dalam sistem pendidikan selalu ada
kaitannya dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri.
Misalnya maslah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepaskan
dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan
kenyataan tersebut, maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat
kompleks, menyangkut banyak komponen dan melibatkan banyak pihak.
Ada dua pokok permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air Indonesia ini, yaitu:
1. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2.
Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan
kerja yang mantap untuk dapat terjun dalam kehidupan masyarakat.
Jenis permasalahan pokok pendidikan :
A. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemertaan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Sehingga pendidikan
itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara
khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem
atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia. Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan pendidikan
tersebut yaitu, menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam
pembangunan.
Khusus pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang berjenjang
dan tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun kebijaksanaan
memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang di atur dengan
memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi
yang selalu di tentukan froyeksinya secara terus menerus dengan
seksama.
Khusus melalui jalur pendidikan di luar sekolah, usaha pemerataan
pendidikan mengalami perkembangan pesat. Ada dua faktor yang menunjang
yaitu perkemabngan IPTEK yang menawarkan berbagai macam alternatif
perkembangan IPTEK yang menawarkan beraneka ragam alternatif model
pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar, dan
dianutnya konsep pendidikan sepanjang hidup.
B. Masalah Mutu Pendidikan
Jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang di harapkan,
maka mutu pendidikan yang dipermasalahkan. Penetapan mutu hasil
pendidikan pertama di lakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen
tenaga kerja terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi.
Selanjutnya jika luaran tersebut terjun ke lapangan karja, penilaian di
lakukan oleh lembaga pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes
untuk kerja.
Hasil belajar yang bermutu hanya dapat dicapai melaui proses belajar
yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal, tapi menghasilkan
skor hasil ujian yang baik, maka hampir dapat di pastikan bahwa hasil
belajar tersebut adalah semu. Berarti, pokok permasalahan mutu
pendidikan lebih terletak pada masalah proses pendidikannya. Kelancaran
proses pendidikan didukung oleh komponen-komponen pendidikan, yang
terdiri dari peserta didik, pendidik, kurikulum, sarana belajar, bahkan
masyarakat. Komponen-komponen tersebut bekerja sama yang mengarah pada
tujuan yang dicapai.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Kondisi
mutu pendidikan di seluruh tanah air menunjukan bahwa di daerah pedesaan
utamanya di daerah terpencil lebih rendah dari pada di daerah
perkotaan. Acuan usuha pemerataan mutu pendidikan barmaksud agar sistem
pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan
jenjangnya di seluruh pelosok tanah air mengalami peningkatan mutu
pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
C. Standardisasi Pendidikan
Jika
kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga
berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya
setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.
Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus-menertus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekang oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana
agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan
yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak peduli bagaimana cara
agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang
terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Selain
itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar
pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang
hampir selalu menjadi kontroversi misalnya. Sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun disayangkan
adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya
peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa
melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses
pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlangsung sekali, evaluasi
seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi
bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.
D. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan
efisisennya tinggi. Jika terjadi sebaliknya, efisiensinya berarti
rendah.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah :
a. Bagaimana tenaga pendidikan difungsikan
b. Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan digunakan
c. Bagaimana pendidikan diselenggarakan
A. Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
Masalahnya meliputi:
1. Pengangkatan tenaga pendidik
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang
tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas. Oleh karena
itu, kesempatan kerja harus dapat disesuaikan dengan stok tenaga
pendidik.
2. Penempatan tenaga pendidik
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang studi sering mengalai
kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
3. Pengembangan tenaga pendidik
Masalah Pengembangan tenaga pendidik dilapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.
B. Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisien bisa
terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan
sering juga karena perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum sering
membawa akibat tidak dipakainya lagi buku paket siswa dan buku pegangan
guru karena harus diganti dengan buku-buku yang baru.
Gejala lain tentang tidak adanya efisiensi dalam penggunaan sarana
pendidikan yaitu diadakannya dan didistribusikannya sarana pembelajaran
tanpa dibarengi dengan pembekalan kemampuan, sikap, dan keterampilan
calon pemakai ataupun tanpa dilandasi oleh konsep yang jelas.
E. Masalah Relevansi Pendidikan
Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Adanya
ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini
disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap
keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan
yang beraneka ragam. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang
dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun yang
potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan
kerja, maka relevansi pendidikan dianggap tinggi.
2. Penanggulangan Permasalahan Pokok Pendidikan.
Permasalah pokok pendidikan yang dihadapi ini, harus dapat
ditanggulangi demi mencapai suatu kebaikan dalam pendidikan. Cara
penanggulangannya antara lain :
· Membangun gedung pembelajaran yang lengkap
· Menggunakan gedung sekolah untuk sistem bergantian pagi dan sore dengan baik
· Sistem Pamong
· Menyeleksi lebih rasional terhadap masukan mentah
· Mengembangkan kemampuan tenaga pendidik melalui studi lanjut
· Penyempurnaan kurikulum
· Penyempurnaan sarana belajar
· Pengembangan prasarana yang emnciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar
· Peningkatan administrasi manajemen khsusnya yangb mengenai angaran
3. Faktor-faktor Berkembangnya Masalah Pendidikan.
A. Perkembangan IPTEK dan Seni
· Perkembangan IPTEK
Terdapat
hubungan yang erat antara pendidikan dengan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem
dan terorganisasi mengenai alam semesta. Teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat.
Setiap
inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (berupa ide-ide,
gagasan, cita-cita, dan prinsip) dan aspek operasional (berupa teknik
pelaksanaan). Hampir setiap inovasi mengundang masalah, pertama karena
belum terjaminnya inovasi tersebut akan bermanfaat, kedua karena orang
masih ragu jika menghadapi hal baru.
· Perkembangan Seni
Kesenian
merupakan aktifitas berkreasi manusia secara individual ataupun
kelompok yang menghasilkan suatu yang indah. Melalui kesenian manusia
dapat menyalurkan dorongan berkreasi yang bersifat orisinil dan dorongan
spontanitas dalam menemukan keindahan.
Dari
segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas
kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan
dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta
keterampilan di samping domain kognitif yang sudah digarap melalui
program/bidang studi yang lain. Sedangkan dari segi lapangan kerja,
dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah berkembang pesat
dan mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat.
Dengan
memperhatikan alasan tersebut, sudah selayaknya jika dunia seni erlu
dikembangkan melalui system pendidikan secara terstruktur dan
terprogram.
B. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal :
a. Pertambahan penduduk
Dengan
bertambahnya penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan
beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah.
Ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
b. Penyebaran penduduk
Penyebaran
penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Sebaran penduduk
seperti yang digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan
prasarana dan sarana pendidikan.
C. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi
masyarakat yang meningkat terhadap pendidikan hidup yang sehat,
terhadap pekerjaan, semuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi
terhadap pendidikan.Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi
peningkatan taraf hidup. Sebagai akiba dari meningkatnya aspirasi
terhadap pendidikan, maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah
agar nantinya memperoleh pekerjaann yang lebih baik daripada orang
tuanya sendiri.
D. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan
budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat
(yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung
suatu budaya. Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru
dari luar maupun dari dalam lingkungan masyarakat sendiri.
Keterbelakangan itu terjadi karena :
· Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat
· Penolakan
masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak dipahami
atau karena dikhwatirkan akan merusak sendi masyarakat.
· Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis, menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Sebungan dengan faktor penyebab terjadinya, keterbelakangan budaya umumnya di alami oleh:
· Masyarakat daerah terpencil
· Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
· Masyarakat yang kurang terdidik
Yang
menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang
kebudayaannya tidak ikut berperan dalam pembangunan, sebab mereka
tidak mempengaruhi dorongan untuk maju.
4. Permasalahan Aktual Pendidikan
A. Masalah keutuhan pencapaian sasaran
Tujuan
pendidikan nasional ialah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
baik secara jasmani maupun rohani. Dalam pelaksanaanya, pendidikan
afektif belum ditangani semestinya. Kecenderungan mengarah kepada
pengutamaan pengembangan aspek kognitif. Seharusnya kedua aspek tersebut
dapat dikembangkan secara bersamaan. Itulah yang menyebabkan tidak
jelasnya sasaran yang ingin dicapai.
B. Masalah kurikulum
Masalah
kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanannya. Yang
menjadi sumber masalah ini ialah bagaimana sistem pendidikan dapat
membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja dan memberikan
bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi.
C. Masalah peranan guru
Sekarang
guru tidak mungkin menjadikan dirinya gudang ilmu, dan oleh karena itu
Ia juga tidak satu-satunya sumber belajar muridnya karena sudah adanya
perkembengan iptek. Tugasnya bukan memerikan ilmu pengetahuan, melainkan
menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan dan
mengembangkan dorongan untuk berilmu.
5. Penanggulangan permasalahan aktual pendidikan
Beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah :
· Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental.
· Pelaksanaan
ko dan ekstrakurikuler dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya
diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelurusan.
· Pemilihan
siswa kelas atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan
tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip,
karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar
diperguruan tinggi.
· Pendidikan
tenaga kependidikan (perjabatan dan jabatan) perlu diberi perhatian
khusus, oleh karena itu tenaga kependidikan khususnya guru menjadi
penyebab lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk
pembangunan.
BAB III
KESIMPULAN
Misi pendidikan ialah menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan,
karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Mengenai masalah
pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran
ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit.
Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya
pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari
pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk.
Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi
anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan
kabupaten.
Namun penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara
terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang
sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada
kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya
Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah
penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR
besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di
daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang
memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun
mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah
sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan
kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan,
sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada,
apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tirtarahardja, Umar: Sulo, S. L. La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Share This :
0 komentar:
Posting Komentar