Rss Feed Facebook Twitter Google Plus

post:


Sabtu, 08 September 2012

Makalah Wawasan Nusantara


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya. Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya.
Indonesia sendiri mempunyai wawasan nasional. Wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara ini akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman.

B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian wawasan nusantara
2. Menjelaskan unsur-unsur dari wawasan nusantara
3. Menjelaskan hakikat dari wawasan nusantara
4. Menjelaskan kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. Menjelaskan implementasi serta tantangan yang dihadapi dari wawasan nusantara
6. Menjelaskan arah pandang wawasan nusantara

C. Batasan Masalah
1. Pengertian wawasan nusantara
2. Unsur-unsur dari wawasan nusantara
3. Hakikat dari wawasan nusantara
4. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
5. Implementasi serta tantangan yang dihadapi dari wawasan nusantara
6. Arah pandang wawasan nusantara

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Wawasan Nusantara
Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang. Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain.  Jadi Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.
Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara.
Wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Wawasan nusantara menjadi salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita – cita serta tujuan nasionalnya. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
A.    Konsepsi Wawasan Nusantara
Latar belakang yang mempengaruhi tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara adalah sebagai berikut :
1.      Falsafah pancasila
      Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:
1.   Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2.      Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3.      Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2.      Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena
            Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
3.      Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam budaya .

4.      Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya
perpecahan dan penjajahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
B.     Isi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara mencakup :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam arti :
      a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
      b. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
      c. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
      d. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, dalam arti :
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangankehidupanekonominya.
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :
      a. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
      b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan, dalam arti :
     a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
      b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

2. Unsur-unsur Wawasan Nusantara
a.Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan didalamnya. Setelah bernegara dalam negara kesatuan Republik Indonesia, bangsa indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagi kegiatn kenegaraan dalam wujud suprastruktur politik.
Sementara itu, wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah lembaga dalam wujud infrastruktur politik. Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan poliyik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

b.Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.

c. Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara. Yang dapat diwujudkan demokrasi yang secara konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar filsafat pancasila.
3 . Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap warga bangsa dan aparatur negar harus berpikir, bersikap, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian juga produk yang dihasilkan oleh lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan dan orang per orang.

4. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
1. Kedudukan
Wawasan nusantara memiliki kedudukan sebagai berikut:
a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
2. Undang-undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
3. Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan visional.
4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

2.      Fungsi
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.      Tujuan
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
  1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial".
  2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
5. Implementasi dan Tantangan yang Dihadapi  dari Wawasan Nusantara
Indonesia, sebagai negara bangsa (nation state) kini sedang berada dipersimpangan jalan. Di tengah himpitan upaya untuk keluar dari krisis ekonomi, Indonesia harus menghadapi ragam tuntutan dari daerah yang –entah kebetulan atau tidak—muncul pada waktu yang hampir bersamaan. Tuntutan tersebut jenisnya bermacam-macam; dari sekadar menuntut pembagian keuanganyang lebih adil, tuntutan otonomi yang lebih luas, tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan. Akibatnya, eksistensi negara bangsa Indonesia sebagai negara kesatuan dalam ideologi, politik, sosial, budaya,pertahanan dan keamanan (sebagaimana dinyatakan dalam konsep yang selama inidisebut “wawasan nusantara”), kemudian dipertanyakan kesahihannya dalam menjamin terwujudnya keadilan dan kemakmuran yang merata.

6. Arah Pandang Wawasan Nusantara
       Arah pandang tersebut terbagi dua, yaiu:
1.      Arah Pandang Ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun sosial. Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangasa indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatua dan kesatuan dalam kebhinekaan.
2.      Arah Pandang Ke Luar
Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam duna serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta kerja sama dan sikap saling menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan internasionalnya, bangsa Idonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua aspek kehidupan demi tercapainya tujuan nasional sesuai tertera pada Pembukaan UUD1945.


BAB IV
KESIMPULAN
Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik oleh bangsa lain. Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA
2.     http://organisasi.org

Read more

Kamis, 05 Juli 2012

KARYA ILMIAH KEPEDULIAN SISWA TERHADAP KEBERSIHAN KELAS DAN PENGARUH BAGI KEEFEKTIFITASAN BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Di zaman sekarang ini, kebersihan adalah masalah terbesar di sekolah. Kepedulian siswa-siswi akan kebersihan semakin menurun. Hal ini terbukti dengan banyaknya sampah di lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas. Kita mengetahui bahwa kebersihan merupakan cerminan kepribadian seseorang. Ketidakpeduliaan akan kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas dapat memperlambat efektifitas belajar dan membuat lingkungan tidak nyaman atau tidak indah dipandang. Begitu pula sebaliknya, kepedulian terhadap kebersihan dapat memberikan manfaat, seperti keefektifitasan belajar menjadi lancar dan suasana belajar akan nyaman. Hal ini perlu diperhatikan sekaligus mencari solusi terbaik untuk menekan semakin rendahnya kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah khususnya kelas yang mungkin disebabkan oleh faktor-fakor tertentu diantaranya adalah pengaruh lingkungan, kurangnya rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masih banyak lagi.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicari jawabannya untuk menyingkap berbagai masalah yang penting yang akan dikemukakan tentang kepedulian siswa akan kebersihan kelas dan pengaruhnya terhadap keefektifitasan belajar. Melalui penelitian ini penulis mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Apakah ada pengaruh kebersihan terhadap keefektivitasan belajar?
2.      Mengapa kebersihan berpengaruh terhadap keefektivitasan belajar?
3.      Bagaimana kepedulian siswa terhadap kebersihan?

C.     Batasan Konsep
1.      Kebersihan : keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya bau, debu dan sampah.
2.      Efektivitas : Berjalan lancar atau berjalan sesuai aturan.
3.      Belajar : Berusaha dan berlatih untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Mengetahui permasalahan yang diteliti serta mencari solusinya
2.      Menambah pembendaharaan buku bacaan perpustakaan
3.      Untuk dijadikan pengalaman bagi penulis

E.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Adapun tujuan penelitiannya adalah:
1.      Mengetahui sejauh mana pengaruh kebersihan terhadap keefektivitasan belajar.
2.      Sebagai bukti penulis telah melakukan penelitian .
3.      Mengetahui seberapa besar kepedulian siswa terhadap kebersihan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.      Pengertian kebersihan dari beberapa sumber
     Kebersihan menurut agama islam adalah Upaya manusia untuk memlihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan yang keji untuk mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan juga bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman.
     Kebersihan menurut kamus Indonesia adalh berasal dari kata bersih yang artinya tidak kotor, bebas dari kotoran, tidak tercampur dengan benda atau sesuatu yg lain dan tidak ternoda.
     Sedangkan kebersihan menurut wikipedia bahsa indonesia adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, bau dan sampah.
2.      Pengertian belajar menurut beberapa sumber
     Menurut islam, belajar adalah kewajiban. Setiap muslim dan muslimat diwajibkan menuntut ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. Setiap orang yang berilmu dimudahkan jalannya menuju surga. Sebenarnya ilmu yng merupakan buah dari pembelajaran merupakan alat untuk  mendekatkan diri kepada Allah.
     Menurut Kamus Besar bahasa indonesia adalah berusaha, berlatih untuk mendapatkan pengetahuan atau belajar yang berasal dari kata ajar yg artinya cara-cara atau petunjuk yg disampaikan kepada orang lain.
     Belajar menurut Wikipedia Bahasa indo adalh perubahan yg relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yg diperkuat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yg ditempuh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian.
A.    Subjek penilitian
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek analisis penelitian atau sekumpulan orang yg dijadikan objek  penelitian.
2.      Sampel
Sampel adalah wakil dari populasi.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan teknik sampel yang diwakili 30 orang di dalam suatu kelas.
B.     Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara peneliti mendapatkan data. Dengan alat pengumpulan data berupa :
a.       Quesioner (angket)
b.      Observasi (pengamatan)
C.     Lokasi dan waktu penelitian
Peneliti mengambil lokasi di SMP Negeri 15 Medan
Waktu: 16 dan 23 Mei 2012

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Sejauh mana pengaruh kebersihan kelas terhadap efektifitasan belajar
     Perlu diketahui bahwa kebersihan sangat berpengaruh  pada kelangsungan belajar. Oleh karena itu kebersihan sangat penting apalagi bagi kalangan pelajar. Dewasa ini, pengaruh kebersihan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan diri, tapi kebersihan juga berpengaruh pada efektivitas belajar siswa. Efektivitas adalah berjalan lancar atau bejalan sesuai aturan.
     Dari hasil angket yg peneliti ajukan tentang pengaruh kebersihan terhadap efektifitasan belajar, bahwa hampir 90% menyatakan bahwa kebersihan sangat berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar. Disini jelas, bahwa murid setuju bahwa kebersihan sangat berpengaruh terhadap efektifitasan belajar.
Tabel 1
Ada atau tidak pengaruh kebersihan terhadap efektifitasan belajar
Survei
Hasil
%
Ada
Tidak ada
20
10
90
10
Jumlah
30
100

     Memang untuk mendukung keefektifitasan belajar, harus didukung dengan kebersihan, kenyamanan dan keindahan kelas. Dengan begitu murid akan semangat dalam belajar dan kegiatan belajar akan berjalan lancar dengan mencapai hasil yang dicapai.
2.      Kepedulian siswa terhadap kebersihan
     Walaupun hasil angket mengatakan kebersihan sangat berpengaruh terhadap efektivitas belajar, tetapi siswa-siswa yang menjaga dan peduli kebersihan ini sedikit, dan mungkin pengembangan terhadap kebersihan kelas masih biasa-biasa saja ataupun sedang. Hal ini dapat dibuktikan dari bagaimana sikap kepedulian siswa jika kelas kotor.
Tabel 2
Bukti kepedulian siswa jika kelas kotor
Survei
Hasil
%
Menyuruh orang lain untuk membersihkan
Membersihkan sendiri
Membiarkan saja
10
5
15
30
10
60
Jumlah
30
100

     Dan setelah penulis melakukan pengamatan secara langsung, hal ini terbukti bahwa kebersihan kelasnya tidak cukup baik, kelasnya terlalu kotor. Ini dikarenakan masih banyak sampah yg berserakan di dalam kelas yang menyebabkan kelas menjadi kotor dan tidak nyaman untuk digunakan.
     Dan yang peduli terhadap kebersihan kelas hanya beberapa orang saja. Hal ini perlu dipupuk dan ditingkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan. Hal ini terbukti dari yang bertugas sebagai piket kelas hanya satu atau dua orang saja perhari. Jadi mereka hanya menyapu lorong bagian dia belajar. Sementara sisa lorong lain dibiarkan begitu saja.
     Dalam melakukan kebersihan kelas atau piket kelas di SMP Negeri 15, siswa-siswa dapat melakukannya di siang hari selesai pembelajaran atau esok paginya sebelum pembelajaran dimulai. Namun yang terjadi, mereka tidak membersihkan kelas.
     Bersih atau tidaknya lingkungan kelas tersebut, sangat bergantung pada penghuni kelas tersebut, dalam hal ini siswa-siswa. Oleh karena itu kepedulian siswa terhadap kebersihan sangat berpengaruh , hal tersebut dapat penulis persentasekan 40 % karena hasil dari angket menyatakan bahwa hanya beberapa siswa yang peduli terhadap kebersihan.
Tabel 3
Survei Tentang Piket Kelas
Survei
Hasil
%
Ya
Tidak Pernah
Sering
Kadang-kadang
4
12
6
8
5
60
15
25
Jumlah
15
100%

     Mungkin untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan, diperlukan sangsi agar siswa dapat merubah sikapnya. Sangsi merupakan salah satu cara agar siswa yang melanggar merasa jera. Disini penulis menyajikan dua macam sangsi saja, yaitu ditegur atau disuruh membersihkan kelas. Dari hasil survei didapat bahwa sangsi yang dapat diberikan adalah disuruh membersihkan kelas.
Tabel 2
Survei tentang sangsi yang diberikan
Survei
Hasil
%
Ditegor
Disuruh membersihkan
2
13
10
90
Jumlah
15
100

3.      Faktor-faktor penyebab rendahnya kepedulian siswa terhadap lingkungan
Faktor-fakor tersebut diantaranya :
·         Faktor intern (dalam diri), yaitu kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan
·         Gengsi
·         Malas
·         Kurang mengerti tentang arti kebersihan
·         Peralatan kebersihan kurang memadai (faktor ekstern)
·         Tidak adanya sangsi tegas bagi siswa yg melanggar
·         Tidak adanya kebiasaan membersihkan lingkungan
·         Adanya keterbatasan waktu

BAB V
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Kebersihan adalah bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, bau dan sampah. Dari penelitian tersebut, jelaslah bahwa kebersihan sangat mempengaruhi efektifitasan belajar siswa. Semakin bersih kelas, maka siswa dapat belajar dengan nyaman dan lancar sehingga dapat mencapai hasil akhir dari pembelajaran. Mesikipun sangat berpengaruh, kepedulian siswa SMP Negeri 15 Medan terhadap kebersihan masih sangat kurang. Hal ini dibuktikan masih banyak siswa yang tidak piket kelas dan masih banyak siswa yang cuek terhadap kelas kotor . Mereka seakan tidak memperdulikan itu dan membiarkan sampah dan kelas berserak.
2.      Saran
Beberapa saran yang perlu disampaikan :
1.      Sebaiknya menanamkan sikap peduli lingkungan pada usia dini
2.      Hendaknya sekolah mengingatkan kepada semua pihak untuk ikut serta dalam mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih
3.      Supaya melengkapi alat-alat kebersihan dan merawatnya
4.      Diberi sangsi yang tegas kepada siswa-siswi yang tidak taat terhadap kebersihan



BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

1.      Wikipedia Indonesia
2.      Kamus Besar Bahasa Indonesia
3.      http://kepedulianlingkungan .com

Read more

Popular Posts

 

Followers